Bokeh,memang
agak asing ketika kita yang awam menyebutkan nama bersebut, tapi tidak untuk
orang yang berkecimpung didunia photografi. Lucu memang jika kita menyebutkan
kata tersebut secara berulang-ulang, tapi tahukah kita apa arti dari bokeh itu
sendiri?
Bokeh dalam ilmu photografi sama istilahnya dengan blur bagi kita yang biasa
mengoperasikan Photoshop. Tidak tahu blur? coba jalankan aplikasi
Photoshop lalu pilih satu foto untuk kita cari tahu apa itu blur, kemudian
pilih menu Filter > Blur > Gaussian Blur… maka kita dapatkan sebuah
gambar yang buram alias tidak jelas.
Maka,
pengertian bokeh adalah sisi foto yang tidak jelas atau
kabur. Dalam dunia fotografi pula, sebuah bidang fokus foto
dibebani oleh lensa kamera sehingga bidang fokus tidak seluas pada mata kita.
Dari kejadian tersebut terbentuklah sebuah bokeh dari sebuah foto. Disisi lain,
kekuarang dari sebuah optik dari lensa kamera ini dimanfaatkan oleh fotografer
untuk membuat suatu karya foto yang dapat menonjol titik fokus mata dimana akan
berhenti sejenak pada objek foto sebelum memulai menelusuri area lain.
Bokeh sendiri berasal dari bahasa jepang yakni “Boke” yang
memiliki arti menjadi kabur atau buram atau bias juga dikatakan titik luar dari
fokus. Dengan adanya bokeh pada sebuah foto maka titik fokus yang jatuh pada
sebuah objek akan menjadi sangat jelas sedangkan areal selain fokus itu sendiri
akan menjadi bokeh atau blur. Bokeh sering dipergunakan dalam fotografi makro,
model, jurnalistik, dll. Tergantung pada fotografernya ingin menonjolkan apa
dalam foto tersebut. Lain halnya dengan fotografi arsitektur dan landscape yang
hampir tidak pernah menggunakan bokeh dalam kreasinya dan cenderung memiliki
bidang fokus dari ujung sisi ke ujung sisi lainnya.
Ada enam faktor utama yang sangat mempengaruhi
kualitas foto bokeh kita, penuhi keenamnya maka anda akan mendapatkan bokeh
dengan kualitas jempol.
1. Gunakan aperture besar.
Bokeh berasal dari lensa bukan dari kamera. Oleh
karena itu, hal terpenting yang harus dilakukan adalah setting aperture lensa
anda pada bukaan yang besar (terbesar yang diijinkan situasi pemotretan –
aperture maksimal). Anda bisa melakukannya dengan menggunakan mode Aperture
Priority dan mengubah f kedalam nilai terkecil (putar
ring aperture berlawanan arah jarum jam).
2. Kurangi jarak antara kamera dengan obyek foto.
Semakin dekat kita berdiri dari obyek foto, semakin
blur background-nya. Semakin dekat obyek foto, fokus lensa juga semakin dekat
dan depth of field akan makin menyempit. Cobalah lakukan ini:
acungkan jari telunjuk anda didekat gelas yang jauhnya kira-kira 50 cm didepan
anda, fokuskan mata anda pada telunjuk, sekarang gerakkan telunjuk tadi
mendekat mata anda. Makin dekat telunjuk dengan mata, gelas dibelakangnya akan
makin kabur bukan?
3. Jauhkan jarak antara obyek dan background-nya.
Saat anda memotret teman dan ingin menghasilkan bokeh
yang bagus, maka semakin jauh teman tadi dari background dibelakangnya, semakin
bagus bokeh yang anda dapatkan. Lihatlah foto dibawah ini, daun yang paling
dekat kamera masih terlihat tajam. Tapi semakin menjauh dari kamera, semakin
kabur. Sementara daun dengan warna hijau dibelakang sana terlihat kabur sekali.
4. Gunakan focal length terpanjang.
Saat anda memakai lensa zoom, gunakan focal length
terpanjang untuk makin memisahkan obyek utama dengan background-nya. Sebagai
contoh: saat anda menggunakan lensa maut 70–200 mm, set focal length di posisi
200mm untuk menghasilkan bokeh yang bagus.
Kalau di tas anda tersimpan lensa 300mm, lensa
18–200mm, lensa 14–24mm, pilihlah lensa terpanjang (300mm) kalau tujuan anda
menghasilkamn foto bokeh yang maut.
5. Pilih lensa dengan kualitas optik terbaik yang mampu anda beli.
Kualitas bokeh juga sangat dipengaruhi oleh kualitas
optik lensa yang kita pakai. Katakanlah anda memilik dua lensa yang focal
length maksimalnya sama, contoh: lensa 18–20mm/f5.6 dan lensa 70–200mm/f2.8,
karena kualitas optik lensa 70–200mm (biasanya) jauh lebih superior
dibandingkan lensa 18–200mm (sehingga harganya juga berlipat-lipat lebih
mahal). Maka gunakan lensa 70–200mm tadi, dan sebisa mungkin pakailah di
aperture f/2.8.
6. Gunakan lensa prime
Karena makin besar aperture makin bagus pula bokehnya,
jika anda memiliki lensa prime, pakailah. Lensa prime atau prime lens atau
fixed lens, adalah lensa yang memiliki focal length tunggal alias lensa yang
tidak bisa di-zoom. Lensa prime biasanya menghasilkan foto bokeh yang sangat
bagus karena memilki bukaan aperture yang sangat besar, tipikal lensa
prme adalah 50mm f/1.4, 85mm f/1.4 atau varian murahnya 50mm f/1.8 dan 85mm
f/1.8.